BAHASA MEDAN ITU.....SUPER !!




Siapa sih yang tak mengenal Medan.... Salah satu kota besar di Indonesia yang menawarkan berjuta kenangan (aahheeww). Gerbang Sumatera Utara, yang menawarkan beragam eksotisme dengan destinasi wisata yang ngangenin. Saat ke Jakarta, tentu kita tak lupa mengunjungi Kota Tua yang menyuguhkan wajah Jakarta tempoe doeloe. Sensasi yang sama (bahkan lebih jegeeer!!) akan kita rasakan saat berkunjung ke Medan. Bahkan gedung-gedung lama yang dibangun di masa kolonial Belanda sampai sekarang tetap eksis dan masih dimanfaatkan (silahkan baca disini untuk mengetahui gedung-gedung tua yang ada di Medan).

Belum lagi beragam kuliner yang ditawarkan. Jika kamu pecinta masakan Indonesia, tak lengkap rasanya jika tak mencicipi kuliner yang ada di Medan. Semua lengkap dan yang penting tak menguras kantong. ^^

Dan..... yang membuat Medan itu semakin mencuri hati adalah bahasa sehari-hari yang digunakan. Unik dan takkan kamu jumpai di daerah manapun. Seolah menjadi bahasa wajib yang patut diketahui, agar tak bengong saat mendengar orang Medan bercakap-cakap. Lalu, apa saja bahasa Medan yang unik dan super itu?



1. Pajak = Pasar
Mamak : “Tiur....Ko belikan dulu cabe sekilo di pajak pendidikan”
Tiur : “Tunggu bentar lah Mak, belom abis pulak pilem uttaran ini”
Mamak : “Ko pigi sekarang atau kulibas ko nanti.....”
Ini dia bahasa yang sering membuat orang non Medan tertipu. Orang Medan itu kalau menyebut ‘pasar tradisional’ dengan ‘pajak’. Jadi udah ngerti kan ko sekarang? Kalau kamu mendengar orang Medan sering pergi ke pajak, bukan berarti kami ke kantor pajak. hehehe...
  
2. Pasar = Jalan Raya
Bapak : “Buteeet...... maen hape aja kau kutengok. Udah maen ke pasar adekmu itu”
Butet : “Adeeeekkk........sini kau!!”
Nah.... kalau pasar mah berarti jalan raya. Cemana, bingung ko rasa? Hehehe.... gak usah bingung, hapalin aja!!

3. Galon = Pom Bensin
Dalam bahasa Indonesia, galon adalah kata benda (wadah). Berbeda dengan di Medan, galon sendiri merujuk pada keterangan tempat yaitu pom bensin. Jadi jangan heran jika mendengar seseorang bertanya mau kemana dan dijawab ke galon, bukan berarti yang bersangkutan ingin membeli galon air di depot air minum atau swalayan. Tetapi mengisi bahan bakar kendaraan di pom bensin.

4. Bereng = Melirik sinis.
Dalam bahasa Batak, ‘bereng’ artinya ‘melihat’. Kata bereng sendiri sebenarnya tak asing lagi di telinga, khususnya bagi teman-teman yang bersuku Batak yang merupakan salah satu etnis mayoritas di Medan. Jadi tak heran, kata ini pun terserap sebagai bahasa Medan. Tetapi pada umumnya orang Medan mengartikan bereng itu dengan ‘melirik sinis’.
Saat mendengar seseorang berkata “Apa kau bereng-bereng, sor kali kutengok. Maen kita...!!” di Medan, berarti yang bersangkutan sedang tak enak hati.

5. Kombur = Gosip
Biasanya jika sudah berkumpul di kedai kopi, hal yang sering dilakukan adalah berkombur. Arti kombur sebenarnya cenderung ngobrol dengan beragam topik, baik nyata ataupun sekedar rumor/gosip. Biasanya orang yang banyak cakap disebut dengan ‘tukang kombur’.

6. Getek = Genit
Ucok : “ Haii cantekk.... mau kemana kita??” Sapa Ucok pada Tiur dengan kedipan mata dan colekan pada pundak.
Tiur : “Wooii.... getek kali kau ku rasa. Kutepok muka kau nanti yaa!!”
Pada umumnya, getek diartikan sebagai alat transportasi dari bambu atau perahu sederhana yang digunakan  untuk menyebarangi sungai. Di Medan ‘getek’ berarti ‘genit’ (biasanya diikuti oleh tindakan lirik-lirik nakal, sapaan menggoda atau colek-colek).

7. Congok = Rakus
“Congok kali kutengok kau. Nasi sebakul pun abis kau buat”. Banyak-banyaklah makan, maka bersiap untuk dipanggil ‘congok’. ^^

8. Kreak = Belagu
Siapun tak akan senang dengan sikap belagu. Nah, di Medan biasanya disebut ‘kreak’.
Ucok : “Kreak kali kau bah. Mentang-mentang naik kreta ninja, kencang-kencang pulak kau bawa”
Togar : “Napa, sor kali kau... maen kita!!”

9. Dongok = Bodoh/Pandir
“Yang dongok kali kau, udah tau lubang didepan kau hantam juga. Bocor ban jadinya....”

10.  Gecor = Besar Mulut (Tak bisa menyimpan rahasia)
Tiur : “Gecor kali mulutmu Butet. Kau bilang-bilang pula aku suka sama si Ucok”.
Butet : “Cemanalah pulak, si Tagor asik merli-merli kau aja. Kubilang ajalah sekalian kau suka sama Ucok”.
***

Sebenarnya masih banyak lagi bahasa-bahasa unik yang kerap diucapkan orang Medan. Lain kali kukasih tau kelen lah yaa....^^
Jika suatu saat datang ke Medan, jangan kaget saat mendengar orang Medan ngomong dengan intonasi yang tinggi. Bukan berarti kami ini pemarah kawan. Memang begitulah kami adanya. Terlihat kasar memang, tetapi sejatinya hati kami sangatlah lemah lembut. Selembut salju yang menyelimuti puncak gunung Everest (Eaaaa.....).
Bagai buah durian yang berduri tajam, tapi memiliki buah yang lembut nan manis didalam. Sekali dimakan, maka akan lagi....lagi...dan lagi....

So, lets come to Medan.....^^


Ini Medan.... Bung!!

Posting Komentar

0 Komentar