DERING TELEPON DARI SEBERANG



Setelah menahan lama, akhirnya diri ini tak tahan juga menceritakan pengalaman creepy. Menahan rasa itu selalu tidak mengenakkan ya broh. Iya apa iya sih?
Tapi jangan bayangankan pengalaman creepy yang saya ceritakan itu melihat ‘penampakan-penampakan’ layaknya di film. Kalau sebatas ‘merasa’ mungkin sudah tak terbilang jumlahnya. Diantara pengalaman yang berkesan itu......

* * * * *
Akhir tahun 2008 menjadi babak baru bagi saya untuk menyandang gelar karyawan. Setelah sebelumnya berjibaku ngurusin dunia pe-rental-an komputer. Aktivitas yang sudah dijalani selama 4 tahun, disela waktu menimba ilmu di salah satu Perguruan Tinggi Ilmu Komputer di Medan.

Menjadi staf Tata Usaha sekolah di YP. Nurul Hasanah (sekarang Nurul Hasaniah-red) menjadi pengalaman baru tentunya. Dihadapkan dengan setumpuk berkas yang seolah mengalir bak air. Belum lagi keriuhan anak-anak yang mampu menembus dinding kantor. Saya yang terbiasa bekerja dikeheningan suasana, mau tidak mau harus merubah ritme kerja.  

Ruangan tata usaha ini menyatu dengan aula yang merangkap juga sebagai laboratorium. Berada dipojok ruangan, tepat didepan pintu pemisah antara aula dan kantor guru. Dibelakang ada jendela yang mengarah area persawahan.


[Foto diambil tahun 2016]. Posisi meja TU di tahun 2008 dipojok depan
pintu dan jendela.

Di pertengahan tahun 2009 (kalau tidak salah ) sekolah memutuskan memasang jaringan telepon yang include dengan internet. Posisi telepon yang  persis disebelah meja kerja, kerap membuat saya menerima telepon yang masuk.

Suatu ketika di jam istirahat saya iseng mengangkat telepon. Ajaib, saya mendengar suara-suara gemerisik ditelepon. Persis suara radio yang sedang on air tetapi frekuensinya tidak pas. Timbul tenggelam antara suara nyanyian dan obrolan yang gemerisik tidak jelas.


Sesaat saya hanya melongo. Suara yang seharusnya terdengar tut..tut..tut.. berganti dengan suara ala radio. Anehnya ketika pagi suara-suara gemerisik itu tidak ada. Menjelang siang, kembali tersaji ‘siaran radio’ di sambungan telepon. Saya menganggap itu masalah teknis jaringan semata.

Hingga pada akhirnya, pihak yayasan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan telepon. Aula kembali tenang, tak lagi berisik dengan deringan telepon. Pesawat telepon berwarna merah itu pun mangkrak disamping meja kerja.

Masih ingat sekali, ketika itu sibuk dengan tumpukan naskah soal ujian yang harus selesai diketik. Ditengah keasikan menyelesaikan ketikan, tiba-tiba pesawat telepon berdering. Reflek, saya angkat telepon. Mati... berulang-ulang hingga beberapa kali. Sampai ngedumel dalam hati “Siapa sih yang iseng nelpon...”

Ketika pesawat telepon kembali berdering, saya baru tersadar kalau telepon sudah diputus. Seketika langsung mengecek kabel, berpikir telepon kembali tersambung. Nihil...!!
Tak terlihat kabel telepon. Saat bingung memikirkan kok bisa berbunyi, telepon kembali berdering.

Oo em je...... tetiba merinding. Langsung berpikir, “Masa iya, siang-siang gini ada hantu.” Belum juga hilang rasa kaget plus merinding, jdeeer........ terdengar pintu kamar mandi terhempas dengan keras.

Bulu kuduk pun seketika berdiri. Saat itu tidak ada orang lain di aula. Lalu siapa yang menghempas pintu kamar mandi? Setelah duduk menenangkan diri, kembali terlihat pintu kamar mandi bergerak terbuka dengan perlahan. Berharap ada sosok guru yang keluar. Nyatanya, tak ada....

Menganggap pintu terhempas oleh angin, saya melongok ke jendela melihat area persawahan. Ternyata tak ada angin yang berhembus. Kembali mata melihat pintu kamar mandi.

Lalu apa? Atau lebih tepatnya siapa?


Posting Komentar

2 Komentar